Setelah Robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi pada motor diesel putaran tinggi pada 1922 – 1927. Sejak saat itu berbagai percobaan dilakukan untuk menerapkan sistem fuel injection (FI) pada motor berbahan bakar bensin. Tahun 1930, Jerman melirik teknologi pintar ini untuk diterapkan pada pesawat terbangnya, Messerschmitt BF-109. Pesawat ini mulai digunakan tahun 1939. Keberhasilan Jerman membuka mata dunia bahwa FI adalah salah satu penemuan penting bagi dunia otomotif.
Penerapan sistem FI pada pesawat terbang juga nggak lepas dari cara kerja sistem penggerak pesawat yang menggunakan tiga dimensi, sehingga nggak mungkin sistem ini menganut karburator. ”Pesawat itu kan butuh bergerak 3 dimensi, jadi nggak mungkin pakai mesin jenis karburator”, papar Dirdhana, Supervisor Technical Support Group PT Yamaha Motor Kencana Indonesia, saat coaching clinic FI, beberapa waktu lalu.
Setelah sukses digunakan pada pesawat terbang, Jerman kemudian menerapkannya lagi sistem FI di mobil balap pada 1950. Pada 1957, Mercedes Benz mengeluarkan mobil berteknologi FI, Mercedes Benz 300SL 2T. Setahun kemudian, disempurnakan lagi dengan kehadiran Mercedes Benz 200SE. Teknologi ini terus berkembang hingga memasuki dataran Eropa lainnya, seperti : Italia, Amerika, Perancis.
Yamaha sendiri pertama kali menggunakan Fuel Injection tahun 1982 pada Yamaha XJ750. XJ750D adalah model motor pertama di Jepang yang dilengkapi dengan desain fairing penuh dan full aerodinamis. Motor ini adalah embrio lahirnya motor-motor berbasis teknologi injection Yamaha atau yang lebih dikenal dengan Yamaha Fuel Injection System (YFIS). Keberhasilan Yamaha tipe XJ ini terus berlanjut dan diteruskan oleh generasi XJ lainnya, seperti ; Yamaha XJ750 Seca tahun 1981, Yamaha XJ 750 Maxim tahun 1982 hingga Yamaha XJ-750E tahun 1985-an.
Sukses melalui keluarga besar XJ, Yamaha dengan FI-nya menerapkan pada motor R1 dan skutik ber-cc besar seperti Majesty. Apa hasilnya? Sukses keduanya mengantarkan Yamaha optimis me-launching secara massal menggunakan teknologi FI ini pada motor Yamaha V-Ixion, tepat di era berakhirnya legenda motor Yamaha berbasis mesin 2-tak, Yamaha King.
Lahirnya Yamaha V-Ixion pada 2007, digadang – gadang sebagai reborn the king. V-Ixion memiliki segalanya untuk mendominasi urat nadi kekuatan motorsport Yamaha. Karena Yamaha V-Ixion merupakan motor sport di segmen mid-end yang paling canggih dengan sasis twinspar deltabox, sistem injeksi, dan dilengkapi dengan pendingin cairan. Apalagi semua kelebihannya itu didukung oleh pabrikan yang siap mensupport layanan aftersales service yang baik.
”Target kami saat peluncuran Yamaha V-Ixion satu tahun sekitar 10.000 unit. Ternyata penjualannya melebihi batas akibat demand (permintaan) dari hampir seluruh daerah. Kini penjualan kita di lini motosport, terutama Yamaha V-Ixion, 10.000 unit itu kira-kira cukup untuk satu bulan saja”, jelas M. Abidin, Manager Teknik Yamaha Indonesia.
Mesin motor injeksi yang diterapkan Yamaha pada V-ixion menempatkannya sebagai motor unggulan di kategori sport. Teknologi Fuel Injection (FI) pada V-Ixion membuat konsumsi bahan bakarnya lebih hemat dan awet. FI menggeser penggunaan karburator yang boros bahan bakar.
Selain irit bensin, manfaat sistem FI lainnya adalah membuat motor awet karena sistem tersebut jarang mengalami kerusakan. Saat ini FI yang digunakan pada V-Ixion standarnya uero 2 sesuai peraturan BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah). Jadi nyaman dan tetap go green.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar